PIK-KRR Griya Remaja desa Girimoyo membentuk remaja sehat, remaja berkualitas

about desa Girimoyo

dear my lovely Girimoyo.....

Desa Girimoyo merupakan pusat pemerintahan dari kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Letaknya dilewati oleh jalan raya utama menuju kota wisata Batu. Di bagian timur berbatasan dengan desa Ngijo, bagian barat desa Donowarih, bagian utara desa Bocek dan bagian selatan dengan desa Pendem. Luasnya hanya sekitar 36,3758 km2 dan dihuni oleh 1.166 kepala keluarga dengan 4755 jiwa. Sebagian besar wilayah desa Girimoyo terdiri atas pemukiman sehingga tidak heran jika tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi untuk sebuah desa, setiap satu kilometer persegi di huni oleh 1.316 jiwa. Hanya sekitar 22 % saja dari wilayah desa ini yang berupa tanah persawahan meskipun sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani. Desa ini terdiri atas tiga dusun yaitu dusun Girimoyo, Ngambon dan Genengan, terbagi menjadi enam RW dan 27 RT. Untuk dusun Girimoyo dan Ngambon letaknya berdekatan tapi dusun Genengan terletak agak jauh dipisahkan oleh area persawahan dan sungai. Hampir semua sarana pemerintahan kecamatan Karangploso terletak di desa ini seperti kantor kecamatan, puskesmas, KUA, kantor polisi dan instansi-instansi lain. Pasar semi modern Karangploso juga terletak di desa Girimoyo, ada juga SMP Negeri Karangploso dan sekolahan-sekolahan favorit lainnya.

Sekitar 24% persen penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pengangguran tetap menjadi masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah desa Girimoyo terutama untuk kalangan pemudanya. Hampir 65% persen dari total pengangguran adalah kalangan muda. Selain sebagai petani kebanyakan penduduknya bekerja di pabrik-pabrik di sekitar wilayah desa, menjadi pegawai pemerintahan dan pedagang di pasar. Ada dua pabrik yang cukup besar berdiri di desa Girimoyo yaitu pabrik rokok dan kaleng, tapi kedua-duanya tidak banyak menyerap tenaga kerja dari warga sekitar malah justru banyak yang dari luar desa. Memang kesempatan kerja di desa sendiri sangat kecil oleh sebab itu banyak sekali pemuda-pemuda yang lebih memilih keluar daerah untuk meraih kesuksesan.

Kalau dilihat dari segi alam dan sumber daya manusia, desa Girimoyo memang tidak banyak mempunyai potensi yang layak untuk dijadikan sebagai pengangkat tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Hasil pertaniannya tidak ada yang bisa diunggulkan-karena lahan terbatas dan tidak ada inovasi dalam hal produksinya, alamnya pun tidak ada yang menarik untuk dijadikan tempat wisata-misalnya, sedangkan dari segi sumber daya manusianya-kebanyakan yang sudah pintar-pintar malah lebih memilih merantau daripada mengembangkan desanya sendiri. Tapi itu suatu fenomena yang lumrah karena memang begitulah keadaannya apalagi di tengah arus individualisme yang mulai menggerus desa ini. Bisa dikatakan Girimoyo memang desa tapi kebanyakan orang-orangnya sudah berpikir modern seperti orang kota.

Tapi ada beberapa yang bisa kita banggakan dari desa ini. Pertama, desa ini ternyata mempunyai pasar sayur yang cukup bergengsi dalam artian pedagangnya langsung dari tengkulak pertama dan pembelinya berasal dari tempat yang jauh-jauh. Pembeliannya pun harus dalam jumlah besar dan tidak diecerkan dengan harga yang cukup murah. Kebanyakan pembelinya berasal dari kota Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur, mereka membeli untuk dijual lagi di kota. Pasarnya hanya beroperasi pada sore hari pukul 02.00 s/d 05.00 WIB, tempatnya berada persis di belakang pasar semi modern Karangploso itu pun bukanlah tempat yang tetap, karena penjualnya hanya menempatkan dagangnya di atas mobil-mobil mereka sendiri. Kebanyakan hasil sayur mayur yang dijual adalah produksi dari petani-petani kota wisata Batu dan daerah-daerah lain di wilayah kabupaten Malang. Konon pasar ini ketenarannya menggeser pasar sayur di kota wisata Batu yang memang sudah mulai meredup. Bahkan kedepannya mungkin bisa mengalahkan pasar induk sayur Gadang di kota Malang, karena letaknya lebih dekat dan akses lebih mudah dari kota-kota bagian utara Jawa Timur daripada pasar induk sayur Gadang. Apalagi kota-kota bagian utara Jawa Timur merupakan konsumen terbesar terutama kota Surabaya dan Sidoarjo. Memang keberadaan pasar sayur ini secara ekonomi belum bisa memberikan kontribusi berarti kepada kesejahteraan masyarakat desa Girimoyo sendiri tapi setidaknya bisa mengenalkan tentang keberadaan desa Girimoyo kepada orang lain terutama pada konsumen pasar, atau dalam bahasa singkatnya “Girimoyo menjadi terkenal”.

Kedua dilihat dari letaknya, sebenarnya desa Girimoyo cukup strategis. Hampir semua wisatawan yang akan menuju kota wisata Batu dari arah utara pasti akan melewati desa ini. Sekitar 2 km jalan arteri desa ini adalah poros utama menuju kota wisata Batu. Di desa ini akan anda temukan pertigaan yang membagi dua arah yang berbeda menuju kota wisata Batu. Arah timur yang melalui desa Pendem-Beji dan arah utara yang melalui Desa Donowarih-Giripurno-Bumiaji. Kedua arah tersebut mempunyai keunikan sendiri selama perjalanan, dari arah timur akan langsung masuk ke pusat kota wisata Batu sementara dari arah utara terlebih dahulu melewati desa wisata Bumiaji yang kaya akan keindahan alamnya. Tapi kelihatannya desa Girimoyo hanya dilewati saja oleh wisatawan tanpa ada yang pernah singgah untuk membeli sesuatu, kecuali untuk makan di warung Pak Sholeh-sebuah warung ayam bakar asal kota Pandaan yang cukup terkenal di Jawa Timur. Mungkin atas pertimbangan ini pula mereka berani membuka cabang di desa Girimoyo. Terbukti di akhir pekan ketika kota wisata Batu dipenuhi wisatawan, warung ini pembelinya juga sangat meluber luar biasa. Inilah sepertinya yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah kecamatan Karangploso maupun desa Girimoyo sendiri.

Untuk membuat wisatawan singgah di suatu daerah yang bukan daerah wisata dibutuhkan sesuatu yang sangat menarik bagi wisatawan tersebut. Tentu itu adalah sebuah produk yang akan dibeli oleh wisatawan tersebut baik ketika akan berangkat berwisata atau ketika pulang dan tentu saja itu adalah sebuah produk unggulan. Kalau melihat daerah-daerah lain yang berada di wilayah kabupaten Malang, tentu saja yang sudah mempunyai sebuah produk unggulan seperti Dinoyo dengan gerabahnya, Pujon dengan susu sapinya, Arjoso dengan kerajinan kayunya atau Sanan dengan kripik buah dan tempenya, kebanyakan produk mereka bukan merupakan produk alam tapi lebih merupakan kreasi dan inovasi dari masyarakatnya. Dan ternyata mereka berhasil dengan produknya bahkan bisa menjadi daerah wisata baru selain kota wisata Batu karena ternyata banyak juga wisatawan yang ingin melihat-lihat proses produksi mereka untuk kemudian membelinya.

Kalau desa Girimoyo dengan keadaan alam yang memang tidak cocok untuk daerah wisata kenapa tidak diciptakan sebuah produk unggulan yang bisa dijual sekaligus bisa menjadikan desa ini sebagai daerah wisata baru penunjang kota wisata Batu. Tentu saja produk tersebut harus melibatkan semua masyarakat desa Girimoyo sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara merata. Desa Girimoyo secara letak sebenarnya lebih unggul dari Dinoyo, Pujon ataupun Sanan. Ketiga tempat tersebut letaknya agak jauh dari jalan arteri ke arah kota wisata Batu tapi ternyata ketika produk mereka sudah terkenal tidak menjadikan masalah bagi wisatawan untuk mencarinya. Memilih sebuah produk unggulan dengan memandang letak strategis desa Girimoyo sebagai jalur utama ke kota wisata Batu merupakan sebuah konsep pemasaran yang strategis, memang sebuah produk unggulan tidak selamanya hanya khusus buat wisatawan tapi setidaknya melalui wisatawan kita bisa berpromosi dari mulut ke mulut atau word of mouth. Ketika sebuah produk unggulan telah terbentuk dan sudah dikenal bisa saja pasarnya diperluas untuk meraih profit yang lebih tinggi.

Langkah strategis awal telah diambil oleh kepala desa, bapak Drs. Hady Isdiyanto, melalui sumbangan dari proyek PNPM Mandiri pedesaan, tanah bengkok desa seluas hampir 2,5 ha dirubah menjadi sentra penjualan untuk UKM. Memang pembangunannya tidak seluas itu tapi sepertinya kedepan akan terus diperluas. Saat ini bangunan tersebut-yang peresmiannya didatangi oleh menteri dalam negeri-telah digunakan berjualan makanan oleh beberapa pedagang kali lima. Mengingat letaknya yang berada dijalur wisata, sentra UKM tersebut sangat berprospek untuk dikembangkan menjadi pusat pemasaran produk unggulan desa Girimoyo. Semoga dalam waktu yang tidak lama, putra-putri daerah desa Girimoyo bisa menemukan dan mengembangkan sebuah produk unggulan yang layak dijual ke wisatawan, sesuai dengan potensi desa dan memberdayakan masyarakat desa secara umum.

Pemberdayaan yang lebih berpotensi dikembangkan di desa Girimoyo adalah kaum perempuannya melalui PKK. Apalagi hampir 51,8% penduduk desa Girimoyo adalah perempuan. Kaum perempuan kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang lebih banyak mempunyai waktu luang di rumah. Sebenarnya sering sekali PKK Girimoyo mengadakan berbagai macam pelatihan membuat sebuah produk seperti kerajinan, makanan, ketrampilan, dll. Tapi semuanya hanya sampai tahap memproduksi dan belum ke arah pemasaran yang strategis. Akhirnya pelatihan tersebut seperti berjalan di tempat, tanpa bisa memberikan kontribusi yang berkelanjutan secara ekonomi. Pemberdayaan juga mungkin bisa dikembangkan melalui kalangan remaja karena di desa ini terdapat sekumpulan anak muda yang tergabung dalam PIK-KRR Griya Remaja yang kegiatannya cukup aktif. Memang kegiatan mereka sementara hanya terfokus pada sosialisasi masalah kespro dan dunia remaja tapi bukanlah sesuatu yang mustahil jika mereka bisa juga diberdayakan untuk menciptakan dan mengembangkan sebuah produk unggulan desa. Jumlah remaja di desa Girimoyo juga cukup banyak mencapai 14,8% dari total jumlah penduduk.